Karakter Kepribadian Soekarno Berdasarkan Analisa Face Reading
Presiden pertama Republik Indonesia ini merupakan sosok yang memiliki pendirian yang teguh, walaupun terkadang orang lain menganggap sifat tersebut sebagai sifat keras kepala. Sifat tersebut telah dimilikinya semenjak ia masih muda. Meski begitu, ia juga memiliki sisi kepribadian selalu ingin mengetahui informasi terbaru (kontur tipnose bulat). Hal tersebut menjadikan dirinya sebagai orang yang haus akan informasi.
Pria kelahiran Surabaya, 6 Juni 1901 ini merupakan sosok yang royal (kontur bibir bawah tebal) dan konservatif. Pemilik sifat tersebut lebih memilih menjaga dan merawat apa yang dimilikinya daripada harus mencari hal baru untuk menggantikan sesuatu yang telah lama, karena fokusnya yang tidak mudah terpecah pula, pemilik sifat tersebut benar-benar sangat menjaga apa yang telah dicapai agar tetap stabil. Selain itu, pria yang juga memiliki sisi fotogenik ini merupakan sosok dengan tingkat analistis yang tinggi, ambisius (telinga menghadap depan), serta pandai menghalau kritik (kontur filtrum panjang). Hal tersebut telah dibuktikannya selama masa kepemimpinannya. Sifat analistis yang dimilikinya tersebut sangat menunjang sisi motif mental (dagu panjang) yang ada di dalam dirinya. Motif mental diartikan bahwa aktifitas-aktifitas yang dilakukan beliau cenderung banyak oleh aktifitas berpikir, dibanding dengan aktifitas fisik.
Meski memiliki sifat analistis yang tinggi, namun putra dari pasangan Raden Soekemi Sosrodihardjo dan Ida Ayu Nyoman Rai ini juga memiliki tingkat kecemasan yang cukup tinggi. Sifat tersebut sering membuat Ir. Soekarno berpikir hal-hal yang belum atau mungkin tidak akan pernah terjadi. Hal tersebut bisa dibilang wajar, mengingat kondisi Indonesia di masa itu. Pendiri dari Algemene Studie Club ini juga termasuk pribadi yang pemilih / formal (jarak antar dasar alis dan atas mata). Ia sosok yang tidak bisa menerima berbagai hal secara 'mentah' dan ia tidak akan sungkan menanyakan berbagai alasan mengapa hal tersebut harus diterima dirinya. Sifat tersebut diperkuat dengan toleran rendah yang dimilikinya. Sifat tersebut dapat diartikan bahwa ia mengharapkan segala sesuatunya berjalan dengan lancar dan sempurna, ia tidak mentoleransi kesalahan-kesalahan kecill yang sebenarnya tidak harus terjadi. Kedua sifat tadi, ditambah dengan kesenangannya dalam berdebat, menjadikan dirinya sebagai pribadi yang lihai dalam menyampaikan suatu gagasan. Ia pribadi yang tak pandang bulu, karena pribadi dengan rangkaian ketiga sifat tadi lebih senang mengutarakan semuanya secara gamblang, bahkan cenderung blak-blakan.
Pria yang mendapat julukan sebagai Bapak Proklamator ini memiliki tingkat konsentrasi dan fokus yang baik (kontur dahi menonjol). Hal tersebut tentu menjadi salah satu sifat yang menjadikan dirinya dapat menciptakan berbagai terobosan-terobosan bagi Indonesia. Satu lagi yang perlu anda tahu, bahwa pria yang akrab disebut Bung Karno ini merupakan pribadi yang sangat berani mengambil resiko (dominasi kelingking).