top of page

Deja Vu Bukan Mistis !


dejavu.jpg

Saat anda berada di suatu tempat, lalu berdiam sejenak, kemudian tiba-tiba anda merasa pernah berada di tempat tersebut dengan tatanan posisi dan orang-orang yang sama. Pernahkah anda mengalami seperti itu ? Bila pernah, artinya Anda pernah mengalami fenomena yang dikenal sebagai deja vu.


Deja vu dalam bahasa Perancis, yang artinya “pernah melihat”. Deja vu sendiri didefinisikan sebagai pengalaman munculnya perasaan pernah melihat maupun mengalami situasi saat ini, meski keadaan daripada pengalaman sebelumnya tidak pasti dan tidak terbayangkan. Definisi tersebut diambil dari buku berjudul L’Avenir des sciences psychiques (Émile Boirac). Dalam pembahasan yang berifat ilmiah, anda tidak akan menemukan teori yang menyatakan bahwa deja vu berkaitan dengan indra keenam, telepati, maupun mistis. Para peneliti memandang deja vu sebagai kesalahan persepsi memori, yang mana ketika otak memilah secara kolektif fitur dari sebuah pengalaman untuk menimbulkan ingatan masa lalu, sehingga menipu pikiran orang tersebut seolah-olah ia pernah mengalami hal atau kejadian tersebut.


Setiap individu memiliki kenangan yang tersimpan, yang hadir dari berbagai aspek kehidupan, bukan hanya pengalaman diri sendiri namun termasuk film, gambar yang pernah disaksikan, atau buku-buku yang pernah dibaca. Seseorang bisa memiliki kenangan yang sangat kuat dari hal yang pernah dibaca maupun melihat tanpa benar-benar mengalaminya, dan seiring waktu, kenangan tersebut dapat terdorong kembali ke dalam pikiran. Ketika seseorang melihat maupun mengalami sesuatu yang sangat mirip dengan salah satu kenangan, maka muncul deja vu. Menurut Sno (Ahli Psikologi dari Belanda), memori manusia bekerja dengan cara analog. Pengalaman deja vu terjadi saat suatu situasi saat ini, secara menipu, cocok dengan salah satu gambar-gambar kabur dari peristiwa masa lalu. Ini seperti meyakinkan diri sendiri bahwa Anda mengenali seseorang dalam gambar kamera keamanan yang buram.


Robert Efron menguji gagasan "deja vu didaarkan bagaimana otak seseorang memproses informasi baru dan bagaimana menyimpan memori jangka panjang dan jangka pendek" di Rumah Sakit Veteran di Boston pada tahun 1963, dan menjadi teori yang paling valid hingga sekarang. Ia mengusulkan bahwa respon neurologis yang tertunda dapat menyebabkan deja vu. Karena informasi masuk ke dalam pusat-pusat pengolahan otak melalui lebih dari satu jalur, maka kemungkinan terjadi pencampuran informasi yang tidak tersinkronisasi secara tepat. Sebuah studi yang dilakukan oleh psikolog Alan Brown dan Elizabeth Marsh, dipublikasikan dalam Psychological Science di tahun 2009, secara signifikan memperluas teori “persepsi ganda” yang menghasilkan deja vu, menunjukkan bahwa kilasan adegan bisa terasa tampak akrab bila sepenuhnya dirasakan beberapa saat kemudian. Bisa digambarkan seperti ini, seseorang sedang duduk di sebuah cafe, sambil melihat orang-orang di sekitarnya, orang tersebut bermain game di komputer tabletnya. Beberapa saat setelah bermain game, orang tersebut melihat sekelilingnya dan ia merasakan bahwa ia sudah berada di tempat tersebut sejak lama. Dari teori tersebut, kilasan awal menciptakan memori lemah tanpa konteks ruang dan waktu. Bila seseorang kemudian secara sadar mendaftarkan adegan tersebut, maka otak menghubungkan dua memori dan di situlah orang tersebut memperoleh perasaan yang aneh. Alan Brown dan Elizabeth Marsh menciptakan ulang pengalaman tersebut dalam laboratorium dengan menggunakan simbol-simbol yang unik. Dalam percobaan itu, simbol-simbol tersebut melintas pada tingkat subliminal di monitor komputer, diikuti dengan pandangan jangka panjang simbol yang sama atau berbeda, atau sama sekali tidak ada simbol. Saat kilasan itu diikuti dengan simbol yang identik, para partisipan lima kali lebih mungkin untuk mengatakan bahwa mereka sudah pernah melihat simbol-simbol tersebut sebelum percobaan.


Semoga apa yang saya sampaikan di atas, sedikit banyak dapat memberikan pemahaman dan pengetahuan kepada anda tentang fenomena deja vu, serta membuat anda lebih membuka pikiran dan peka akan setiap kejadian yang terjadi dalam kehidupan anda. Hati-hati terhadap pikiran, karena bisa jadi pikiran anda sedang menipu diri anda.

Featured Posts
!
Recent Posts
!
Search By Tags
Follow Us
  • Facebook Classic
  • Twitter Classic
  • Google Classic
Nanda Vermoorder's
  • Facebook App Icon
  • Twitter App Icon
  • LinkedIn Classic
  • YouTube Classic
Booking Contact

 

Ph :

+6281 325 031 573 (Gaga)

 

Email: nandavermoorder@gmail.com

 

Clients

© 2014 by Digital Marketing. Proudly created with Master MInd Enterprise.

bottom of page