Doa dan Sugesti : Serupa Tapi Tak Sama
Bagi orang-orang yang beragama, berdoa merupakan bentuk komunikasi mereka terhadap Tuhan yang mereka percaya. Berdoa memiliki banyak tujuan, diantaranya menyampaikan rasa terimakasih, memohon sesuatu, maupun melakukan katarsis (mengungkapkan isi perasaan dan pikiran) pada Tuhan. Berdoa tidak hanya dilakukan ketika melakukan ibadah saja, melainkan kapanpun mereka mau dan membutuhkannya. Bagi mereka, berdoa merupakan suatu penguat perasaan optimis akan setiap hal yang dilakukannya. Saat mereka berdoa pada Tuhan, maka percaya diri dan optimisme diri mereka akan menguat, meningkat, dan mereka sangat yakin tak ada satu hal pun yang lebih kuat dan dapat melemahkan sebuah doa.
Apabila ditelisik lebih lanjut, sebenarnya doa merupakan suatu sugesti. Benarkah ? Ya, karena doa merupakan sesuatu yang dapat memperkuat keyakinan, optimisme, maupun kepercayaan diri seseorang. Seperti halnya sugesti, doa merupakan bentuk pendapat, harapan, dan ucapan tak berkritik, yang mana rasio, logika, dan penalaran tidak dapat lagi melemahkannya. Hal tersebut dikarenakan seugesti merupakan bentuk "penguat" yang dapat dilakukan oleh setiap orang, dengan tujuan apa yang mereka harapkan maupun pikirkan dapat tercapai sesuai dengan apa yang diinginkannya. Bedanya, doa mengacu pada komunikasi dengan Tuhan yang orang tersebut yakini, sedangkan sugesti lebih mengarah pada diri individu yang bersangkutan. Namun intinya tetap sama, yaitu menguatkan rasa percaya diri, optimisme, dan pengharapan seseorang akan sebuah tujuan dan hasil.
Secara garis besar, doa dan sugesti hanya memiliki perbedaan pada penyebutan dan acuannya, namun memiliki isi pengertian yang sama. Setiap orang berhak untuk menyebutnya dengan doa ataupun sugesti, menyesuaikan dengan apa yang mereka anggap sesuai/cocok dengan konsep diri, pola pikir, serta benar-benar bisa bekerja secara maksimal sesuai apa yang diharapkannya.
-Nanda Vermoorder-